Tragedi Penembakan Rasialis di Florida Menyebabkan Tiga Kematian, Presiden Biden dan Gubernur DeSantis Bersuara

Dukung kami dengan berbagi

Seorang pria kulit putih menembak dan membunuh dua pria dan satu wanita – ketiganya adalah orang kulit hitam – sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri kemarin.

Joe Biden menyatakan pada hari Minggu bahwa “supremasi kulit putih tak punya tempat di Amerika” setelah tiga orang tewas dalam penembakan rasialis di Florida dan terungkap bahwa penembaknya telah ditolak masuk dari kampus perguruan tinggi atau universitas sejarah orang kulit hitam (HBCU) sejenak sebelum menembak di toko diskon. Gubernur Florida, Ron DeSantis, pada hari Minggu menyebut pelaku penembakan dalam serangan itu sebagai “orang gila yang penuh kebencian” dan mengatakan “kami tidak akan membiarkan HBCU menjadi sasaran”. FBI sedang menyelidiki penembakan pada hari Sabtu sebagai kejahatan kebencian setelah pejabat mengatakan serangan di toko Dollar General di Jacksonville, Florida, dipicu oleh alasan rasial, dan para pemimpin komunitas juga mengungkapkan kehororannya.

Seorang pria kulit putih, bersenjata senapan berdaya tinggi dan pistol serta mengenakan rompi taktis dan masker, masuk ke toko itu tepat sebelum pukul 2 siang pada hari Sabtu dan menembak dan membunuh dua pria dan satu wanita, sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri. Ketiga korban tersebut adalah orang kulit hitam. TK Waters, sheriff Jacksonville, pada Minggu sore menyebutkan nama korban, mengatakan bahwa pelaku penembakan terlihat dalam rekaman menembak Angela Michelle Carr, seorang wanita berusia 52 tahun, di dalam mobilnya di luar Dollar General. Kemudian dia masuk ke toko di mana dia menembak dan membunuh Anolt Joseph “AJ” Laguerre Jr, berusia 19 tahun, dan Jerrald De’Shaun Gallion, 29 tahun.

Waters telah menyatakan pada hari Sabtu bahwa pelaku “membenci orang kulit hitam” dan meninggalkan “beberapa manifesto” yang merinci kebencian tersebut. “Manifesto tersebut, jujur saja, adalah catatan seorang gila,” kata Waters. “Dia benar-benar tidak rasional. Tetapi dengan pikiran yang tidak rasional, dia tahu apa yang dia lakukan. Dia sepenuhnya sadar.”

Terungkap bahwa Palmeter telah terlihat pada hari Sabtu di sebuah perguruan tinggi pribadi yang sejarahnya terkait dengan orang kulit hitam, Edward Waters University (EWU), di Jacksonville, dekat perpustakaan. Dia diinterogasi oleh petugas keamanan setelah menolak mengidentifikasi dirinya, dan akhirnya ditolak masuk, demikian dijelaskan oleh EWU dalam sebuah pernyataan publik. Pria itu pergi dan perguruan tinggi tersebut melaporkan insiden tersebut kepada kantor sheriff Jacksonville.

Gubernur DeSantis Mengecam Penembakan dan Menjanjikan Dukungan untuk Keamanan Universitas Edward Waters

Gubernur Florida, Ron DeSantis, dengan tegas mengutuk penembakan rasialis yang terjadi di Florida. Pada hari Minggu, dalam sebuah konferensi pers di Tallahassee, DeSantis menyebut pelaku penembakan sebagai “orang gila yang penuh kebencian” dan mengecam motif rasial di balik serangan tersebut. “Kami tidak akan membiarkan HBCU menjadi sasaran,” tegas DeSantis, mengacu pada universitas sejarah orang kulit hitam yang diduga menjadi target pelaku.

DeSantis juga berkomitmen untuk memastikan keamanan universitas tersebut. Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa negara bagian akan mengumumkan dukungan finansial untuk memperkuat keamanan di Edward Waters University (EWU), perguruan tinggi yang terkait dengan komunitas kulit hitam. Meskipun menyuarakan komitmen untuk melindungi perguruan tinggi tersebut, DeSantis juga mendapatkan sorotan karena kebijakan senjata yang longgar di negara bagian Florida.

Meskipun begitu, DeSantis menegaskan bahwa “melakukan kekerasan semacam ini adalah tidak dapat diterima, dan menargetkan orang karena ras mereka tidak punya tempat di negara bagian Florida.” Reaksi keras dari Gubernur ini menggarisbawahi pentingnya menegakkan keadilan dan menjaga keamanan komunitas kulit hitam di tengah ancaman rasisme dan kebencian.

Reaksi Presiden Biden dan Masyarakat Terhadap Penembakan Rasialis

Presiden Joe Biden juga angkat bicara terkait tragedi penembakan rasialis ini. Melalui pernyataan dari Gedung Putih, Biden mengecam supremasi kulit putih dan kekerasan rasial, mengatakan bahwa “supremasi kulit putih tak punya tempat di Amerika.” Meskipun masih banyak rincian tentang kejahatan ini yang belum diketahui, Biden menekankan bahwa tindakan kebencian dan rasial tidak boleh diabaikan.

Reaksi Presiden ini juga mengingatkan akan pidato “I Have A Dream” Martin Luther King Jr., yang baru saja memperingati ulang tahun ke-60. Biden menganggap pidato tersebut sebagai “momen penting dalam sejarah kita dan dalam upaya kita menuju kesempatan yang setara bagi semua warga Amerika.” Namun, tragedi penembakan ini menjadi pengingat pahit bahwa pekerjaan untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial masih berkelanjutan.

Di tengah reaksi keras dari Presiden dan pemimpin masyarakat, Jeffrey Rumlin, seorang pendeta di Gereja Dayspring di Jacksonville, memberikan tanggapan emosional terhadap penembakan tersebut. Ia mengambil mikrofon pada sebuah acara doa bersama dan menyebut pelaku penembakan sebagai “seorang rasis.” Hal ini mencerminkan perasaan kebencian dan ketidaksetaraan yang masih menghantui masyarakat, meskipun telah berlalu puluhan tahun sejak gerakan hak sipil di Amerika.

Tragedi penembakan ini membawa perhatian kepada urgensi untuk terus bekerja menuju masyarakat yang adil dan setara, serta menghadapi tantangan rasisme dan kebencian yang terus menerus mengancam perdamaian dan keamanan.

Sumber: [The Guardian], Link artikel asli: [Florida shooting: ‘White supremacy has no place in US,’ Biden says after killings | Florida | The Guardian]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *